Jenis dan Dasar Perhitungan serta Kadar Zakat dalam Islam – Zakat dalam Islam hukumnya adalah wajib, dan inilah salah satu perdagangan yang menguntungkan bagi umat Islam selama dijalankan sesuai dengan syarat dan ketentuannya.
Pengertian Zakat
Pengertian Zakat menurut Bahasa
Kata “zakat” berasal dari bahasa Arab yaitu ZAKKA yang mempunyai arti bangkit, tumbuh, berkembang.
Pengertian Zakat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang ditetapkan oleh syarak.
Pengertian Zakat menurut Istilah
Menurut istilah zakat merupakan amal wajib dalam rangka penyucian jiwa dan harta sebagaimana yang diperintahkan dalam Al-qur’an.
Penyucian jiwa ini sebagaimana firman-Nya dalam Asy-Syam ayat 7 – 10:
وَنَفْسٍۢ وَمَا سَوَّىٰهَا
demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan) Nya.
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَىٰهَا
maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,
قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّىٰهَا
sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu),
وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا
dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.
Memperhatikan ayat tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa cara untuk menyucikan jiwa itu adalah dengan ketakwaan.
Ketakwaan dapat dicapai melalui salah satu cara yaitu dengan menunaikan kewajiban membayar zakat, sebagaimana firman-Nya dalam Al-quran, antara lain:
Al-Baqarah ayat 43
وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرْكَعُوا۟ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ
Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk.
Banyak lagi ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung petunjuk untuk menunaikan zakat, seperti: surat Al-Baqarah ayat 3, 43, 83, 110, 177, 277.
Jenis Zakat
Berdasarkan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits, dapat disampaikan dalam urai ini bahwa zakat tersebut terdiri dari dua jenis saja, yaitu:
Zakat nafs (jiwa) atau biasa disebut zakat fithra.
Zakat maal (harta).
Zakat Nafs (jiwa)/Fithra
Hadits tentang keutamaan zakat fitrah
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنْ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلَاةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلَاةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنْ الصَّدَقَاتِ
“Dari Ibnu ‘Abbas, dia berkata: Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fithri untuk menyucikan orang yang berpuasa dari perkara sia-sia dan perkataan keji dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Barangsiapa menunaikannya sebelum shalat Idul Fitri, maka itu adalah zakat yang diterima. Dan barangsiapa menunaikannya setelah shalat Idul Fitri, maka itu adalah satu shadaqah dari shadaqah-shadaqah”.
فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – زَكَاةَ الْفِطْرِ, صَاعًا مِنْ تَمْرٍ, أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ: عَلَى الْعَبْدِ وَالْحُرِّ, وَالذَّكَرِ, وَالْأُنْثَى, وَالصَّغِيرِ, وَالْكَبِيرِ, مِنَ الْمُسْلِمِينَ, وَأَمَرَ بِهَا أَنْ تُؤَدَّى قَبْلَ خُرُوجِ النَّاسِ إِلَى الصَّلَاةِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mewajibkan zakat fitrah sebanyak satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum, atas budak dan orang merdeka, laki-laki dan perempuan, anak kecil dan orang besar dari kalangan orang Islam. Dan beliau memerintahkan agar ditunaikan sebelum orang-orang pergi menunaikan shalat ” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pengertian Zakat Fithra
Berdasarkan hadits sebagaimana tersebut di atas, maka dapat dirumuskan pengertian zakat fithra Zakat fithra adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap umat islam sebelum Hari Raya Idul Fitri, yang merupakan pensucian diri bagi orang-orang yang telah melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dari perbuatan dan perkataan yang sia-sia.
Hukum Zakat Fithra
Para ulama bersepakat bahwa zakat fitrah hukumnya wajib bagi setiap individu, sebagaimana disampaikan melalui hadits berikut ini:
hadis Ibnu Umar ra yang berkata, “Rasulullah saw mewajibkan zakat fitrah bulan Ramadan sebanyak satu sha’ kurma atau gandum atas setiap muslim merdeka atau hamba sahaya laki-laki atau perempuan” (HR. Bukhari Muslim).
Dengan demikan, zakat fitrah diwajibkan kepada setiap diri pribadi muslim, baik merdeka maupun budak, laki-laki maupun perempuan, besar maupun kecil, kaya maupun miskin. Seorang laki-laki mengeluarkan zakat untuk dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.
Kadar Zakat Fithra
Kadar zakat maksudnya adalah besaran atau nilai atau jumlah zakat yang harus dikeluarkan, dalam hal zakat fithra, terdapat dua pendapat yaitu:
Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad dan para ulama lain sepakat bahwa zakat fitrah ditunaikan sebesar satu sha’ (di Indonesia, berat satu sha’ dibakukan menjadi 2,5 kg) kurma, gandum, atau makanan lain yang menjadi makanan pokok negeri yang bersangkutan.
Imam Hanafi membolehkan membayar zakat fitrah dengan uang senilai bahan makanan pokok yang wajib dibayarkan. Namun, ukuran satu sha’ menurut mazhab Hanafiyyah lebih tinggi daripada pendapat para ulama yang lain, yakni 3,8 kg.
Waktu Pembayaran Zakat Fithra
Waktu wajib membayar zakat fitrah pada asalnya adalah sewaktu matahari terbenam pada malam hari raya Idul Fitri. Tetapi tidak ada larangan apabila membayarnya sebelum waktu tersebut, asalkan masih dalam hitungan bulan Ramadan.
Zakat Maal (Harta)
Dalil dalam Al-Qur’an yang menjadi pedoman mengenai zakat harta antara lain:
Adh-Dhariyat ayat 19
وَفِىٓ أَمْوَٰلِهِمْ حَقٌّۭ لِّلسَّآئِلِ وَٱلْمَحْرُومِ
Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta.
At-Taubah ayat 103
خُذْ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ صَدَقَةًۭ تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٌۭ لَّهُمْ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Jenis dan Bentuk Harta yang Dibayarkan Zakatnya
Berdasarkan beberapa dalil mengenai jenis dan bentuk harta yang diwajibkan untuk dikeluarkan zakatnya adalah:
Emas dan Perak.
Binatang Ternak.
Hasil Perkebunan dan Pertanian.
Emas dan Perak
Dalil naqli mengenai kewajiban menunaikan zakat harta berupa emas dan perak adalah :
Dari Ali r.a ia berkata : Rasulullah Saw bersabda : Apabila kamu punya 200 dirham (perak) dan telah lewat satu tahun, (maka wajib dikelurkan zakatnya) dari padanya 5 dirham ; hingga tidak ada sesuatu kewajiban zakat bagimu pada sesuatu (emas) sehingga kamu mempunyai 20 dinar dan telah lewat satu tahun, maka zakatnya 0,5 dinar. Dan pada yang lebih zakatnya menurut perhitungannya dan pada harta-harta ( emas dan perak) tidak ada hak zakat,kecuali apabila sudah lewat satu tahun.” HR Abu dawud.
Hadits Tirmidzi 563 (sumber mutiarahadits,com)
Saya tak mewajibkan untuk mengeluarkan zakat dari kuda & hamba sahaya, akan tetapi tunaikanlah zakat perak, dari setiap empat puluh dirham dikeluarkan satu dirham. Jika jumlahnya seratus sembilan puluh, maka tak wajib mengeluarkan zakatnya, namun jika jumlahnya mencapai dua ratus dirham, maka dikeluarkan zakatnya sebanyak lima dirham. dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Abu Bakar & Amru bin Hazm. Abu ‘Isa berkata, hadits ini diriwayatkan oleh Al A’masy & Abu ‘Awanah serta yg lain dari Abu Ishaq dari ‘Ashim bin Dlamrah dari Ali, diriwayatkan juga oleh Sufyan Ats Tsauri & Sufyan bin ‘Uyainah serta yg lainnya dari Abu Ishaq dari Al Harits dari Ali. Dia berkata, saya bertanya kepada Muhammad bin Ismail tentang hadits ini, dia menjawab, keduanya menurutku merupakan hadits shahih dari Abu Ishaq. Tidak menutup kemungkinan hadits ini diriwayatkan dari keduanya (‘Ashim bin Dlamrah & Al Harits). [HR. Tirmidzi No.563].
SYARAT DAN KETENTUAN ZAKAT EMAS DAN PERAK
Berdasarkan uraian dalil di atas mengenai zakat emas dan perak harus memenuhi syarat dan ketentuan sebagai berikut:
Emas jika mempunyai 20 dinar, maka besaran zakatnya adalah 0,5 dinar.
Perak jika mempunyai 40 dirham, maka besaran zakatnya adalah 1 dirham.
Melewati masa atau waktu satu tahun.
Setelah memenuhi syarat dan ketentuan tersebut di atas, maka zakat atas emas dan perak wajib untuk dibayarkan atau dikeluarkan.
Binatang Ternak
Binatang ternak juga dikenakan zakat bagi pemiliknya, sebagaimana dalil hadits tersebut di bawah ini:
Hadits Tirmidzi 564 (sumber: mutiarahadits.com)
pada tiap lima ekor unta, zakatnya satu ekor kambing & setiap sepuluh ekor unta zakatnya dua ekor kambing, setiap lima belas ekor unta zakatnya tiga ekor kambing, serta pada tiap dua puluh ekor unta zakatnya empat ekor kambing. jika mencapai dua puluh lima sampai tiga puluh lima, maka zakatnya satu ekor bintu makhad (unta betina yg telah memasuki tahun kedua), jika jumlahnya diatas tiga puluh lima sampai empat puluh lima maka zakatnya satu ekor bintu labun (unta betina yg telah memasuki tahun ketiga), & diatas empat puluh lima sampai enam puluh ekor zakatnya satu ekor Hiqqah (unta yg memasuki tahun keempat), dari enam puluh satu ekor sampai tujuh puluh lima ekor zakatnya satu ekor Jadza’ah (yang telah memasuki tahun kelima). Diatas tujuh puluh lima hingga sembilan puluh ekor zakatnya dua bintu labun, jika diatas sembilan puluh ekor hingga seratus dua puluh ekor zakatnya dua ekor Hiqqah, jika jumlahnya lebih dari seratus dua puluh ekor maka dari setiap lima puluh ekor unta zakatnya satu Hiqqah & pada setiap empat puluh ekor zakatnya satu ekor bintu labun. Adapun zakat kambing, pada setiap empat puluh hingga seratus dua puluh ekor, zakatnya satu ekor kambing, jika diatas seratus dua puluh hingga mencapai dua ratus ekor, zakatnya dua ekor kambing, jika jumlahnya seratus dua puluh satu hingga tiga ratus ekor, zakatnya tiga ekor kambing, jika jumlahnya diatas tiga ratus ekor kambing maka pada setiap seratus ekor kambing zakatnya satu ekor kambing, hal ini berlaku jika jumlahnya mencapai empat ratus ekor kambing. Tidak boleh menyatukan beberapa kawanan kambing yg terpisah, demikian juga tak boleh memisahkan satu kawanan kambing dgn niatan menghindari kewajiban zakat, jika satu kawanan hewan milik bersama, maka zakatnya diambil dari keduanya. Tidak boleh diambil zakatnya dari hewan yg sudah tua ataupun cacat. Az Zuhri berkata, jika amil zakat datang, maka hendaknya dia membagi kambing dalam tiga bagian, kualitasnya bagus, sedang & rendah. Lantas dia mengambil zakat dari golongan yg sedang, namun Az Zuhri tak menyebutkan tentang sapi. Dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Abu Bakar, Bahz bin Hakim dari ayahnya dari kakeknya, Abu Dzar & Anas. Abu ‘Isa berkata, hadits Ibnu Umar adl hadits hasan shahih, diamalkan oleh kebanyakan para fuqaha. Yunus bin Yazid serta beberapa orang telah meriwayatkan hadits ini dari Az Zuhri dari Salim, namun semuanya tak memarf’ukannya kecuali Sufyan bin Husain. [HR. Tirmidzi No.564].
Hadits Tirmidzi 565
Pada setiap tiga puluh ekor sapi, zakatnya satu ekor Tabi’ atau Tabi’ah (sapi jantan atau betina yg telah memasuki tahun kedua) & pada setiap empat puluh ekor sapi, zakatnya satu ekor Musinnah (yang telah memasuki tahun ketiga) . Dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Mu’adz bin Jabal. Abu ‘Isa berkata, demikianlah ‘Abdus Salam bin Harb meriwayatkannya dari Khushaif, sedangkan ‘Abdus Salam adl orang yg tsiqah & hafizh. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Syarik dari Khushaif dari Abu ‘Ubaidah dari ayahnya Abdullah, sedangkan Abu ‘Ubaidah belum pernah meriwayatkan hadits dari ayahnya. [HR. Tirmidzi No.565].
SYARAT DAN KETENTUAN ZAKAT BINATANG TERNAK
Binatang ternak sebagaimana yang diebutkan dalam hadits yaitu: kuda, unta, kambing dan sapi.
Terhadap binatang ternak tersebut harus memenuhi syarat dan ketentuan untuk dikeluarkan/dibayarkan zakatnya.
Setiap 5 ekor unta, besaran zakat yang harus dibayarkan adalah 1 ekor kambing. Hal ini berlaku kelipatan sampai dengan jumlah unta sebanyak 20 ekor unta.
20 – 35 ekor unta, zakat yang harus dikeluarkan adalah satu ekor bintu makhad (unta betina yg telah memasuki tahun kedua)
35 – 45 ekor unta, zakat yang harus dikeluarkan adalah satu ekor bintu labun (unta betina yg telah memasuki tahun ketiga).
40 – 60 ekor unta, zakat yang harus dikeluarkan adalah satu ekor Hiqqah (unta yg memasuki tahun keempat).
60 – 75 ekor unta, zakat yang harus dikeluarkan adalah satu ekor Jadza’ah (yang telah memasuki tahun kelima).
75 – 90 ekor unta, zakat yang harus dikeluarkan adalah dua bintu labun.
90 – 120 ekor unta, zakat yang harus dikeluarkan adalah dua puluh ekor zakatnya dua ekor Hiqqah.
Jika lebih dari 120 ekor unta, maka setiap 50 ekor unta zakat yang dikeluarkan adalah satu Hiqqah, dan pada setiap empat puluh ekor zakatnya satu ekor bintu labun
40 – 120 ekor kambing, zakat yang harus dikeluarkan 1 ekor kambing.
Setiap 100 ekor kambing bagi pemilik yang jumlah kambingnya di atas 300 ekor, zakat yang harus di bayarkan adalah 1 ekor kambing.
Hadits Tirmidzi 566 (sumber: muitarahadits.com)
untuk mengambil zakat dari setiap tiga puluh ekor sapi zakatnya satu ekor Tabi’ atau Tabi’ah, & setiap empat puluh ekor sapi zakatnya satu ekor Musinnah. Serta mengambil jizyah dari setiap yg baligh satu dinar atau seharga satu dinar seperti baju ma’afir (baju yg dibuat di Ma’afir salah satu daerah di Yaman). Abu ‘Isa berkata, ini adl hadits hasan. Sebagian ahlul hadits meriwayatkannya dari Sufyan dari A’amasy dari Abu Wail dari Masruq bahwasannya Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam mengutus Mu’adz ke Yaman & menyuruhnya untuk mengambil…..dst, riwayat ini lebih shahih. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar, telah menceritakan kepada kami Muhammad Ja’far, telah menceritakan kepada kemi Syu’bah dari Amru bin Murrah dia berkata, saya bertanya kepada Abu ‘Ubaidah bin Abdullah, apakah dia mengingat sesuatu dari Abdullah?
Dia menjawab, tidak. [HR. Tirmidzi No.566].
Hasil Perkebunan dan Pertanian
Dalam hal hasil perkebunan dan pertanian tidak lupa diatur juga mengenai kewajiban zakatnya, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut ini:
Hadits Tirmidzi 568
Tidak ada kewajiban zakat jika unta kurang dari lima ekor, & tak ada kewajiban zakat pada perak yg kurang dari lima uqiyah (satu uqiyah ialah empat puluh dirham), & tak ada kewajiban zakat pada hasil Bumi yg kurang dari lima wasaq (satu wasaq sama dgn 60 sha’ yaitu sekitar 656 kg. Gabah). dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Abu Hurairah, Ibnu Umar, Jabir & Abdullah bin Amru. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi telah menceritakan kepada kami Sufyan & Syu’bah & Malik bin Anas dari Amru bin Yahya dari ayahnya dari Abu Sa’id Al Khudri dari Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam seperti hadits Abdul aziz dari Amru bin Yahya. Abu Isa berkata, haditsnya Abu Sa’id adl hadits hasan shahih, hadits ini telah diriwayatkan dari beberapa jalur & diamalkan pula oleh ahlul ilmi bahwa tak ada kewajiban mengeluarkan zakat pada hasil Bumi yg kurang dari lima wasaq, satu wasaq adl 60 sha’, sedangkan lima wasaq adl tiga ratus sha’, & sha’ menurut Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam sebanyak lima sepertiga kati (satu kati sekitar 8 ons atau satu liter). Sedangkan gantangnya penduduk Kufah adl delapan kati. Tidak ada zakat perak yg kurang dari lima Uqiyah, satu Uqiyah sama dgn empat puluh dirham, jadi lima wasaq sama dgn dua ratus dirham. Tidak ada zakat pada unta yg kurang dari lima ekor, jika mempunyai unta dua puluh lima ekor, maka zakatnya adl satu ekor bintu Makhadl, jika memiliki unta kurang dari lima ekor, maka setiap lima ekor unta zakatnya satu ekor kambing. [HR. Tirmidzi No.568].
SYARAT DAN KETENTUAN ZAKAT HASIL PERKEBUNAN DAN PERTANIAN
Hasil perkebunan dan pertanian tersebut jika hitung kurang dari 5 wasaq (lima wasaq = 60 sha’ = kurang lebih 656 kg gabah) tidak ada kewajiban zakat.
Zakat hasil perkebunan dan pertaniaan menurut hadits tersebut di atas kemudian di”qias”kan kepada dirham, yangmana 5 wasaq = 200 dirham.
Syarat Harta yang Wajib di Keluarkan Zakatnya
Harta yang wajib dikeluarkan zakat juga harus memenuhi syarat secara syariat, antara lain:
Milik sendiri dan bersumber dari yang halal.
Memperoleh penghasilan dari produktivitas harta tersebut.
Mencapai nisab, yaitu batasan paling sedikit jumlah harta atas kewajiban terhadap harta yang harus dikeluarkan zakatnya.
Jangka waktu satu tahun kepemilikan atas harta terebut.
Penerapan Zakat Harta dan Perhitungannya
Zakat harta sesuai dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan sampai saat ini masih tetap berlaku, bahkan dimasa yang akan datang tetap berlaku dengan segala penamaan dan istilah yang digunakan.
Salah satu contoh istilah yang digunakan untuk zakat harta adalah zakat profesi. Ulama meng”qias”kan perhitungan zakat profesi sama dengan perhitungan zakat emas, yang perhitungan zakat emas sebagaimana telah diuraikan diatas.
Ilustrasi Perhitungan Zakat Harta
Perhitungan zakat emas sesuai dengan ketentuannya dapat diuraikan sebagai berikut:
Menggunakan dinar; yaitu mata uang arab yang terbuat dari emas yang nilai satu dinarnya sama dengan 4,25 gr emas (sebagian ada yang menghitung 1 dinar = 4,38 gr emas)
Nisab emasnya adalah 20 dinar, zakat yang dikeluarkan adalah 0,5 dinnar, ini berarti 2,5%
Jangka waktunya telah lebih dari satu tahun.
Jadi berapa nisab emas yang harus dizakatkan?
20 dinar, zakatnya adalah 0,5 dinar
20 dinar x 4,25 gr emas = 85 gr emas, kalau dikonversikan dengan mata uang rupiah dengan nilai emas 1 gr = Rp1.000.000,- maka nisab emas tersebut adalah sebesar Rp85.000.000,-
Jadi zakat harta yang dibayarkan untuk 85 gr emas adalah 2,13 gr emas, atau Rp85.000.000,- x 2,5% = sekitar Rp2.125.000,-
Kapan dibayarkan zakat tersebut?
Zakat harta berupa emas tersebut dibayarkan setelah sampai nisabnya dan dengan batas waktu atau periode penyimpanannya sudah mencapai satu tahun.
Semoga uraian singkat yang bersifat umum ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita semua.
Tinggalkan Balasan